Menciptakan Pembelajaran Al Quran yang Memudahkan
Metode belajar Al Quran idealnya memiliki panduan tertentu dan dilaksanakan dengan konsisten. Konsistensi ini penting untuk membangun sistem metode yang kuat dengan prinsip memudahkan bagi murid. Namun pada kasus-kasus tertentu seorang guru Al Quran menghadapi kondisi yang khusus dan memerlukan penanganan berbeda. Kelompok belajar yang ditangani memiliki karakteristik yang beragam antar kelompok maupun secara internal kelompok belajar Al Quran sangat terbuka kemungkinan bersifat heterogen.
Guru Al Quran dalam menghadapi perbedaan karakter kelompok atau murid menghadapi tantangan untuk dapat menerapkan variasi-variasi metode belajar Al Quran. Variasi metode ini mengacu pada teori gaya belajar, yakni visual, auditori, dan kinestetik. Kabar baik bagi guru Al Quran bahwa metode belajar Al Quran pada dasarnya telah menerapkan tiga gaya belajar ini secara terpadu. Gaya belajar visual diterapkan pada saat murid memperhatikan tulisan pada alat peraga atau buku. Gaya belajar auditori diterapkan pada saat murid mendengarkan bacaan guru dengan Teknik 1 (guru membaca murid mendengar). Sedangkan gaya belajar kinestetik diterapkan pada saat murid menunjuk tulisan yang sedang dibaca pada buku.
Keunikan metode belajar Al Quran adalah murid diajak untuk mempraktikkan gaya belajar ini secara bersamaan. Terutama gaya belajar visual dan auditori. Hal ini karena metode belajar Al Quran bersifat praktis. Murid dapat mencapai kompetensi jika menerapkan gaya belajar melihat tulisan, mendengar bacaan, menunjuk, dan yang lebih penting dari tiga gaya belajar ini adalah gaya belajar dengan lisan atau verbal. Gaya belajar lisan adalah gaya belajar inti yang harus diterapkan dalam semua bagian dari proses belajar Al Quran sebagaimana yang diterapkan oleh Rosululloh dan para sahabat beliau.
Variasi-variasi metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar Al Quran dirumuskan sebagai berikut :
1. Menggunakan buku pada saat klasikal peraga
Murid dengan gaya belajar visual membutuhkan visualisasi tulisan yang jelas dan terjangkau. Maka guru dapat memberikan toleransi bagi murid dengan gaya belajar visual untuk melihat tulisan di buku pada saat klasikal. Ini akan mempermudah murid untuk mengakses tulisan dengan baik, jika visualisasi pada alat peraga kurang memadai. Langkah ini juga bisa diterapkan untuk murid yang kesulitan membaca dengan alat peraga karena faktor tulisan kecil atau jauh.
2. Pengulangan
Murid dengan gaya belajar auditori membutuhkan suara bacaan yang jelas dan terjangkau. Maka guru dapat melakukan pengulangan-pengulangan pada Teknik 1 jika membaca kalimat-kalimat yang panjang dan kompleks, dengan catatan tetap memperhatikan manajemen waktu. Pengulangan dapat dilakukan oleh guru atau oleh murid yang menguasai bacaan dengan baik untuk memotivasi murid yang lain. Pengulangan juga berfungsi untuk membantu murid memahami konsep yang sedang dipelajari.
3. Pelibatan murid
Murid dengan gaya belajar kinestetik membutuhkan banyak gerak dalam belajar. Guru dapat mengatasinya dengan melibatkan murid dalam penggunaan alat peraga. Mintalah salah satu murid untuk maju ke depan dan menunjuk tulisan pada alat peraga pada saat klasikal dengan Teknik 1 dan 2. Pelibatan murid ini dapat dilakukan secara bergantian terutama pada murid yang cenderung moving atau banyak gerak. Cara ini juga dapat diterapkan untuk mengatasi anak yang mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian pada saat klasikal.
4. Penggabungan metode klasikal baca simak
Pada kondisi tertentu dimana murid menghadapi konsep bacaan yang sulit, kalimat yang kompleks dan panjang, murid mengalami kebosanan atau kelelahan sehingga hilang konsentrasi. Kondisi ini dapat diatasi dengan menggabungkan metode klasikal dan metode baca simak. Jika pada saat menerapkan metode baca simak dengan buku banyak murid yang mengalami kesulitan membaca, tersendat, dan hilang konsentrasi, maka guru segera mengambil langkah. Caranya dengan kembali memusatkan perhatian murid pada alat peraga. Tujuannya adalah untuk lebih memahamkan konsep, dan mengetahui dimana letak kesulitan yang dialami.
Penggabungan klasikal peraga dengan baca simak yaitu murid membaca kalimat, murid yang lain mendengarkan, kemudian jika ada kesalahan dikoreksi, lakukan pengulangan konsep secara singkat. Kemudian guru dan murid membaca bersama-sama kalimat tersebut. Murid kedua membaca kalimat berikutnya, murid yang lain mendengarkan, kemudian guru dan murid membaca bersama-sama kalimat tersebut, dan seterusnya sampai semua kalimat di halaman peraga terbaca.
5. Mengatasi murid yang memerlukan penanganan khusus
Beberapa murid mungkin memerlukan metode yang berbeda dengan murid yang lain. Jika metode dipraktikkan secara sama untuk semua murid, maka murid tersebut akan mengalami kesulitan. Kondisi ini dapat diinventarisir sebagai berikut :
a. Murid sulit konsentrasi atau memusatkan perhatian
Murid pasif pada saat klasikal peraga dan baca simak. Biasanya sibuk memegang kaus kaki, baju, perlengkapan, atau pandangan kabur dan tertuju ke sesuatu yang menarik perhatiannya selain alat peraga atau buku.
b. Murid sangat aktif secara verbal
Murid lebih suka bercakap-cakap dengan teman, jika ikut membaca dengan suara yang keras atau berteriak, murid ikut membaca pada saat Teknik 1.
c. Murid lambat belajar
Murid lambat untuk memahami konsep yang dipelajari pada halaman-halaman tertentu. Kesulitan ini akan bertumpuk jika membaca kalimat yang secara konseptual kompleks dan panjang.
d. Murid dengan suara pelan
Murid membaca dengan suara pelan, bahkan hanya bibirnya saja yang bergerak tanpa mengeluarkan suara. Kemungkinan murid kurang percaya diri, atau belum terlatih untuk menggunakan kemampuan verbalnya.
e. Murid aktif bergerak
Murid bergeser tempat duduk, meletakkan badannya ke badan teman, memainkan perlengkapan, bahkan mengunjungi kelompok lain.
f. Murid pasif
Melamun, pandangan kabur, lengah, berdiam diri, dan menunjukkan ketidaktertarikan.
Kondisi-kondisi di atas memerlukan penanganan yang timbul dari kreatifitas guru. Guru harus dapat menentukan solusi yang tepat agar anak terbantu dalam mengikuti pembelajaran dengan sukses. Imbasnya metode yang diterapkan mestinya tidak kaku dan bervariasi menyesuaikan kondisi murid atau kelompok.
Variasi metode dibangun dengan bekal kreasi dan keterampilan guru di antaranya :
Kemampuan melakukan pre condition, memberikan apersepsi, memecah kebuntuan dan memusatkan perhatian murid
Kemampuan menumbuhkan minat pada murid, memotivasi, memberikan semangat, dan membangun kepercayaan diri murid.
Menciptakan suasana yang menyenangkan tetapi tetap tegas dan memudahkan siswa dalam belajar
Memberikan contoh kepada murid bagaimana cara belajar visual, auditori, verbal dan kinestetik yang baik. Pada saat salah satu murid maju untuk menunjuk alat peraga, guru bergabung dengan murid dalam kelompok. Guru memberikan contoh bagaimana memusatkan perhatian ke tulisan pada alat peraga, bagaimana mendengarkan dengan konsentrasi, mengikuti membaca dengan suara jelas, dan membaca dengan benar dan kompak.
Mendorong partisipasi murid dalam setiap proses pembelajaran, mulai dari memimpin doa, klasikal alat peraga, baca simak buku, muroja’ah dan hafalan. Murid diajak untuk aktif, berperan serta dan melatih kemampuan verbal murid.
Banyak langkah variaif yang dapat diterapkan oleh guru. Prinsipnya adalah guru wajib mengambil tindakan untuk membantu siswa mengatasi permasalahanya dan memberikan cara-cara yang memudahkan siswa dalam belajar. Namun improvisasi apapun yang dilakukan guru tetap mengacu pada panduan metode yang ada dan tidak keluar dari frame sistem metodologi yang sedang dibangun.
Bagaimana menurut anda?
PRIVAT LES KURSUS BIMBEL
0838-997-606-47
088-2181-55-771
*BELAJAR LEBIH MUDAH
*BIAYA SANGAT TERJANGKAU
*WAKTU & TEMPAT BEBAS
Info Penting:*Pengajar akan mendatangi rumah/tempat Anda
*Materi pelajaran privat bisa menyesuaikan dengan kesempatan
-Pelajar : Mulai Dari PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini), TK/RA,
-Umum : Terbuka Untuk Semua Umur, Pendidikan, Dan Pekerjaan.
Silahkan hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.
Mohon Beritahukan Info Ini Kepada Keluarga Dan Teman Anda.
No comments:
Post a Comment